Wimbledon Sebut Panggilan Melenceng Terlewat karena Sistem Elektronik Mati

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-07-08 Kategori: news

## Wimbledon di Tengah Kontroversi: Sistem Elektronik Mati, Tradisi Ditinggalkan, Keadilan DipertanyakanWimbledon, panggung tenis paling sakral di dunia, tengah diterpa badai kontroversi.

Insiden krusial terjadi di Centre Court, jantung turnamen, di mana sebuah bola yang jelas-jelas mendarat di luar garis tidak dinyatakan out.

Penyebabnya?

Sistem elektronik yang tahun ini menggantikan peran hakim garis dimatikan.

Lebih parah lagi, prosedur tinjauan ulang (replay review) yang lazim digunakan sebelumnya, kini telah dihapus.

Kejadian ini bukan sekadar kesalahan teknis.

Ini adalah simbol dari pergeseran paradigma di Wimbledon, di mana tradisi dan intuisi manusia digantikan oleh teknologi, yang sayangnya, kali ini gagal berfungsi.

Bayangkan, momen krusial dalam pertandingan, harapan dan impian seorang pemain, mungkin hancur lebur karena sebuah sistem yang justru seharusnya menjamin keadilan.

Kehadiran sistem elektronik, atau yang akrab disebut “Hawk-Eye Live,” memang menjanjikan akurasi dan efisiensi.

Namun, insiden ini membuktikan bahwa teknologi, secanggih apapun, tetaplah rentan.

Pertanyaan besar kemudian muncul: mengapa sistem dimatikan?

Apakah ada masalah teknis yang mendasar?

Atau adakah alasan lain yang belum terungkap?

Yang lebih mengkhawatirkan adalah penghapusan prosedur tinjauan ulang.

Dulu, ketika ada keraguan, pemain bisa meminta tinjauan ulang untuk memastikan keakuratan keputusan.

Sekarang, dengan sistem elektronik yang rentan dan prosedur tinjauan ulang yang ditiadakan, pemain seolah-olah dipaksa menerima nasib, bahkan ketika merasa dirugikan.

Wimbledon Sebut Panggilan Melenceng Terlewat karena Sistem Elektronik Mati

Sebagai seorang jurnalis yang telah meliput Wimbledon selama bertahun-tahun, saya menyaksikan langsung bagaimana tradisi dan inovasi saling melengkapi di turnamen ini.

Namun, kali ini, saya merasa ada keseimbangan yang hilang.

Penghapusan peran hakim garis dan prosedur tinjauan ulang, tanpa memastikan keandalan sistem elektronik, adalah langkah yang terburu-buru dan berisiko.

Wimbledon harus belajar dari insiden ini.

Sistem elektronik memang penting, namun intuisi manusia dan prosedur tinjauan ulang tetaplah krusial untuk menjaga integritas pertandingan.

Ke depan, Wimbledon harus memastikan bahwa sistem elektronik berfungsi dengan optimal, dan mempertimbangkan untuk mengembalikan prosedur tinjauan ulang, setidaknya sebagai jaring pengaman.

Keadilan adalah fondasi dari setiap pertandingan olahraga.

Jika keadilan dipertanyakan, maka kredibilitas turnamen pun akan ikut tergerus.

Wimbledon harus segera bertindak untuk memastikan bahwa insiden seperti ini tidak terulang kembali, dan bahwa setiap pemain memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kemenangan, tanpa dirugikan oleh kesalahan teknis.

Ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang menjaga semangat dan nilai-nilai luhur dari tenis itu sendiri.